Pedagang Pasar Pagi Galau Jelang Ramadan, Sementara Relokasi Belum Jelas Muaranya

Bagikan :

Mahakata.com – Pemkot Samarinda masih dalam rencama merevitalisasi Pasar Pagi pada awal 2024 mendatang.

Namun hingga saat sekarang, pemkot belum ada kejelasan dari rencana dan tempat relokasi para pedagang Pasar Pagi, pada Novbember ini.

Thoriq Hakim, Ketua Forum Pedagang Pasar Pagi mengatakan rasa kecewanya karena pedagang tidak dilibatkan dalam perencanaan proyek Rp300 miliar itu.

Saat bertemu komisi II, dia menyebut para pedagang dilanda galau.  Sebab, hingga saat ini Pemkot Samarinda belum juga memberikan kepastian kapan pedagang mulai direlokasi.

Sedangkan waktu terius berjalan dan sudah mendekati bulan suci Ramadan.

“Kita ingin mencari kepastian karena ini sudah mendekati bulan Ramadan. Biasanya pedagang itu mempersiapkan diri menjelang bulan ramadan itu 2 bulan sebelumnya,” kata Thoriq.

Menurutnya, relokasi pedagang juga harus mempertimbangkan sisi psikologis. Pedagang perlu waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Selain itu, rencana Pemkot ini menimbulkan perpecahan di antara komunitas pedagang di Pasar Pagi.

Masa jabatan wali kota yang tinggal 11 bulan lagi, kata dia, dinilai tidak cukup untuk melakukan revitalisasi Pasar Pagi.

“Kalau pekerjaaannya buru-buru berani, jamin gak kalau kualitas bangunan itu bagus? Karena buru-buru kan, jadi ya dengan hormat kepada Bapak Wali Kota, kami pedagang intinya mendukung dengan catatan perencanaannya sudah matang semuanya, dan kami dipikirkan juga dampak sosial ekonomi kami,” jelasnya.

Thoriq menegaskan Forum Pedagang Pasar Pagi tidak menentang dan selalu mendukung program dari Pemkot Samarinda.

Melihat waktu yang tersisa serta lokasi tempat yang baru dinilai dapat merugikan para pedagang, pihaknya meminta Pemkot Samarinda untuk menunda program ini sehabis Idul Fitri.

“Memindahkan pedagang itu gak sehari dua hari selesai, belum lagi persiapan bikin petak di tempat yang baru, bikin rak, bikin etalase, itu perlu dana semua. Kami belum menuntut itu, belum minta ganti rugi, kalau seperti ini kan jelas kami yang dirugikan,” tegasnya.

Toriq beserta para pedagang yang terdata di Pasar Pagi berjumlah 2.800 pedagang menyatakan siap untuk berdialog dengan Wali Kota Samarinda untuk mencari solusi terbaik dari program ini.

“Yang terpenting itu harus diadakan dialog dengan pedagang karena yang tahu di lapangan itu pedagang, kami yang paling tau seperti apa kondisinya saat ini,” lanjutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Samarinda, Marnabas, memaparkan sebelum bisa melakukan sosialisasi kepada pedagang, pihaknya perlu melengkapi dulu detail engineering design (DED) serta berkas – berkas lain yang mendukung perencanaan proyek revitalisasi Pasar Pagi.

“Saat ini kami masih menunggu bapak walikota untuk kembali ke samarinda dari perjalanan dinas.Soal DED dan tempat itu sudah kami rampungkan,” ungkapnya.

Termasuk membentuk tim khusus yang akan mengerjakan perencanaan relokasi pedagang Pasar Pagi. Namun, melihat perkembangan saat ini, semua keputusan berada di tangan Wali Kota Andi Harun.

“Memang, kita belum melakukan pendekatan kepada para pedagang, jadi mungkin ada kesalahpahaman antara pedagang dan pemkot,” pungkasnya. (*)

Leave a Reply