Inflasi Kaltim Capai 3,46 Persen, Penyebab Inflasi Disebabkan Beras dan Transportasi Udara

Bagikan :

Mahakata.com – Akmal Malik, Pj Gubernur Kaltim, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2024 secara virtual.

Rapat pengendalian inflasi ini dipimpin Mendagri Tito Karnavian.

Mendagri Tito Karnavian mengungkapkan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen dengan tingkat inflasi di angka 2,61 persen. Dimana Indonesia berhasil masuk pada kategori negara dengan angka inflasi rendah.

“Kita lihat di virtual meeting ini ada sekitar 714 peserta dari kementerian/lembaga dan pemerintah provinsi, kabupaten/kota seluruh Indonesia, saya ingatkan jangan bosan dengan penanganan inflasi, terutama menyangkut stabilisasi harga dan stok barang pangan,” kata Tito Karnavian

Tito menyebut inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen merupakan angka inflasi paling rendah selama 20 tahun terakhir, yang dipengaruhi oleh kelompok makanan (cabai merah, bawang merah, tomat, telur ayam ras, cabai rawit), minuman dan tembakau.

“Inflasi terkendali. Namun harus diwaspadai kenaikan inflasi month to month dari November ke Desember 2023, meskipun angkanya terkesan kecil. Sekali lagi angka nasional ini tidak sama di semua daerah, lakukan rapat koordinasi dengan bupati/wali kota, cari komoditi apa yang menjadi penyebab utama inflasi di daerah masing-masing,” tegasnya.

Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik menegaskan akan segera menindaklanjuti arahan Mendagri dan Tim Pengendali Inflasi Pusat, terutama terkait angka inflasi Kaltim sebesar 3,46 persen, yang masih berada diatas angka nasional.

“Sebenarnya dengan pertumbuhan ekonomi Kaltim sebesar 5,29 persen, maka angka inflasi 3,46 persen masih wajar. Namun kita akan tetap melakukan pengendalian inflasi bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah, terutama komoditi apa yang menjadi penyebab utama tingginya inflasi, yaitu beras dan transportasi udara,” ungkap Akmal Malik.

Akmal Malik mengatakan untuk komoditi beras, sudah berdiskusi dengan Perum Bulog bahwa ketersediaan/stok beras masih aman, kemungkinan kendala terjadi di distribusi atau penyaluran.

“Ini yang akan kita telurusi lagi, salah satu dari penyebabnya adalah distribusi beras. Kita akan minta bantuan aparat terkait untuk mengatasi masalah ini, mencarikan solusi agar inflasi tidak terjadi”‘ kata Akmal.

Sementara, untuk komoditi transportasi udara, Akmal menyebut bahwa tingginya intensitas pembangunan di lbu Kota Nusantara berpengaruh terhadap kenaikan mobilisasi dari luar daerah ke Kaltim maupun sebaliknya yang menyebabkan tingginya permintaan terhadap tiket pesawat.

“Kalau ini kita akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, apakah meminta tambahan penerbangan atau solusi lain. Yang jelas kita punya dua bandara representatif, pertama Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan sebagai hub bandara di Kalimantan dan sebagai alternatif ada Bandara APT Pranoto di Samarinda,” jelas Akmal. (*)

Leave a Reply