Mahakata.com – Sri Juniarsih, Bupati Berau, menegaskan penolakan Kabupaten Berau bergabung ke Kalimantan Utara (Kaltara).
Sri Juniarsih menegaskan Berau akan tetap berada di Kaltim. Terlebih ada pertimbangan dan masukan dari berbagai tokoh Berau, bahwa Berau memiliki prioritas seiring dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim.
“Hanya Berau yang memiliki potensi SDA luar biasa. Tentu ini akan memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat. Apalagi mayoritas masyarakat Berau juga tidak setuju penggabungan dilakukan,” kata Sri Juniarsih.
Dirinya mengatakan alasan kuat untuk menolak ajakan tersebut, pertama ingin fokus pada pencapaian program prioritas, dan tidak pernah berpikir untuk berpisah dengan Kaltim.
Kemudian belanja APBD rutinmaupun pegawai, angkanya sudah mencapai Rp 1,5 triliun sampai Rp 2 triliun.
Jika bergabung dengan Kaltara, yang notabene APBDnya jauh lebih rendah dari Berau, tentu pemerintah akan sangat kesulitan.
“Alangkah tidak tahu balas budinya jika Berau bergabung ke Kaltara. Jika kita bergabung, maka jalan itu menjadi aset Berau, ini akan sangat memberatkan kita,” tegasnya.
Sebelumnya, Akmal Malik, Pj Gubernur Kaltim, menegaskan Kabupaten Berau masih menjadi bagian Bumi Mulawarman.
“Kata siapa. Harus diatur undang-undang ya. Tidak mudah. Kita tidak bisa melarang burung di langit ya. Kita tidak mungkin melarang orang berbicara,” tegas Akmal Malik.
“Artinya, bergabung atau berpisahnya suatu daerah itu tidak mudah. Hingga saat ini Kabupaten Berau masih daerah di Provinsi Kaltim,” lanjutnya.
Bagi Akmal, siapa pun boleh dan bisa saja untuk melakukan kajian, termasuk kajian penggabungan Kabupaten Berau ke Provinsi Kalimantan Utara.
“Yang jelas, tidak mudah. Yang pasti, saat ini adalah Kabupaten Berau bagian dari Provinsi Kaltim,” pungkasnya. (*)