Mahakata.com – PT Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) melakukan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Energi Agro Investama (EAI).
PT EAI akan berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy, dengan membangun industri hilirisasi kelapa sawit.
Total PT KAI menanamkan investasinya di KEK Maloy sebesar Rp810 miliar.
“Kita bersyukur PT Energi Agro Investama atau EAI bersedia bekerjasama dengan MBTK. Jadi, saat ini program hilirisasi bukan sekedar wacana tapi sudah bisa diwujudkan,” kata Sri Wahyuni, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim.
Sementara itu, Ryan Yashadhana, Direktur PT Energi Agro Investama menjelaskan untuk pengembangan investasi di KEK Maloy, perusahaan menetapkan bebetapa tahapan yang dilakukan demi mewujudkan pengembangan kawasan industri Maloy.
“Kita komitmen bersama untuk program jangka panjang melalui kerja sama ini. Demi mewujudkan tujuan pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan industri ini,” ungkapnya.
Tahap pertama yang akan dilakukan pembuatan pengolahan limbah sawit terlebih dulu.
Kemudian, berlanjut refinery atau pembuatan minyak sawit menjadi minyak goreng. Selanjutnya, membangun penyimpanan minyak goreng.
“Ketika pengolahan atau pembuatan minyak goreng sudah berjalan. Berikutnya, pembuatan bahan bakar bio diesel dan terakhir mendukung pengolahan limbah industri menjadi bahan siap pakai,” tegasnya.
“Dari tahap satu dan dua diperkirakan kurang lebih tiga hingga empat tahun dapat terlaksana. Dengan pelaksanaan tahap satu dan dua akan menyerap tenaga kerja kurang lebih 150 tenaga kerja tetap dan 200 tenaga kontrak. Totalnya 350 tenaga kerja akan terserap dari investasi ini,” lanjutnya.
Direktur PT MBTK, Ade Himawan memaparkan, penandatanganan ini dalam rangka kerja sama investasi dan penggunaan tanah industri KEK MBTK.
PT EAI ini menjadi tenan kedua atau investor kedua setelah sebelumnya sudah masuk PT Palma Serasih Internasional (PSI) bergerak dibidang industrialisasi kelapa sawit. Kini PT PSI sedang membangun tangki timbun.
“Ini sebagai bukti dari komitmen bersama, antara pengelola, yakni PT MBTK dengan Pemprov Kaltim dan Pemkab Kutai Timur untuk mendukung hilirisasi pengembangan kelapa sawit di KEK Maloy,” jabarnya.
Prinsipnya, Manajemen MBTK bukan hanya bergerak di bidang hilirisasi kelapa sawit saja, tetapi juga industri kayu dan logistik.
“Mudahan masuknya PT EAI menggairahkan pelaku usaha untuk berinvestasi di Kaltim, khususnya di seluruh kawasan industri yang dimiliki Kaltim,” pungkasnya. (*)