Mahakata.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, menggelar pelatihan Tuberkulosis Resistensi Obat (TBC-RO) bagi petugas kesehatan di 10 kabupaten/kota pada tanggal 6 s/d 8 Mei 2024, di Hotel Aston guna meningkatkan pelayanan pasien dan menurunkan kasus TBC.
“Komitmen dalam memberikan pendampingan pasien TBC RO,” kata dr Jaya Mualimin, Kepala Dinkes Kaltim.
Diketahui, TBC merupakan infeksi Tuberkulosis yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyebabkan diare berat.
“Sangat penting bagi perawatan pasien untuk mencegah kekambuhan dan pengobatan,” jelasnya.
Pada 2023 lalu, kasus TBC dilaporkan sebanyak 87 kasus di Kaltim. Sementara pada trismester II 2024 sebanyak 24 kasus di kota/kabupaten Kaltim.
“Tentunya jumlah tersebut akan terus bertambah. Saat ini program TBC RO nasional di tahun 2024, sudah mengeluarkan panduan baru BPAL (Bedaquiline, Pretomanid, dan Linezolid) atau BPALM (Bedaquiline, Pretomanid, Linezolid dan Moxifloxacin), dengan masa pengobatan 6 bulan,” lanjutnya.
dr Jaya menyebut panduan BPAL/BPALM sangat penting untuk pengobatan TBC RO, dan dibutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten di Kalimantan Timur untuk mencapai tingkat kesembuhan 95 persen.
“Untuk mencapai target itu maka dibutuhkan upaya yang maksimal dari seluruh lintas sektor, termasuk dari Dinkes Kaltim,” tegasnya.
Jaya menekankan perlunya Program Penanggulangan Tuberkulosis Resisten Obat (PMDT) Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang didukung oleh kelompok Penyintas TBC Wadah Etam, selain lintas sektor dan Dinas Kesehatan Kalimantan Timur.
“Semua bersatu dalam upaya pemastian pasien berobat TBC RO, untuk berobat sampai sembuh,” pungkasnya. (*)