Mahakata.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samarinda, melaporkan populasi ternak sapi potong belum mencukupi kebutuhan lokal. Sebagian besar kebutuhan daging sapi harus diambil dari luar daerah.
Muhammad Darham, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Samarinda, mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan kapasitas peternakan lokal melalui penerapan inseminasi buatan dan perbaikan kualitas ternak.
“Peternak di Samarinda hanya memiliki sekitar 20 ekor sapi, dan selebihnya dikelola dalam bentuk plasma oleh petani-petani kecil. Biasanya mereka hanya berani memelihara dua hingga lima ekor saja karena khawatir risiko kematian yang tinggi,” kata Darham.
Menurutnya inseminasi buatan menjadi fokus utama untuk peningkatan populasi dan kualitas sapi potong di Kota Tepian.
Metode ini dinilai lebih efektif dalam mempercepat pertumbuhan populasi ternak serta meningkatkan kualitas genetik sapi.
“Selain meningkatkan populasi, inseminasi buatan juga penting untuk meningkatkan kualitas sapi dari sisi kesehatan,” jelasnya.
“Kami juga memberikan pelatihan kepada penyuluh untuk menerapkan inseminasi buatan ini di lapangan. Hal ini bertujuan agar peternak dapat memperoleh hasil yang lebih baik dalam waktu singkat,” lanjutnya.
Darham menambahkan, hasil dari inseminasi buatan bisa mulai terlihat dalam waktu tiga bulan, di mana sapi yang baru lahir sudah memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
“Hanya dalam tiga bulan, hasil inseminasi buatan ini bisa bernilai sekitar Rp8 juta per ekor. Apalagi menjelang Idul Adha, harganya bisa mencapai Rp20 juta ke atas,” tegasnya. (*)