Mahakata.com – Rudy Masud, Gubernur Kaltim, menyoroti belum optimalnya kontribusi perusahaan daerah (perusda) terhadap pendapatan daerah.
Untuk itu, Rudy Masud menekankan seluruh perusda untuk melakukan inovasi dalam rangka peningkatan pendapatan daerah.
“Saya lihat kontribusi perusda kita untuk pendapatan daerah masih sangat sedikit, belum maksimal,” kata Rudy Masud.
Menurutnya, Kaltim memiliki potensi yang sangat luar biasa, baik dari sisi sumber daya alam, pengembangan industri perkebunan, sektor jasa, hingga infrastruktur dan kehadiran Ibu Kita Nusantara (IKN).
“Intinya banyak peluang yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh perusda-perusda Kaltim, tapi peluang besar itu tidak ditangkap atau dioptimalkan,” jelasnya.
“Kontribusi yang diberikan sangat kecil dan tidak sebanding dengan penyertaan modal yang sudah kita berikan,” lanjutnya.
Sementara itu, Seno Aji, Wakil Gubernur Kaltim, menyebut kinerja perusda-perusda di Kaltim belum maksimal.
“Setelah kita lihat tadi, semua perusda
rata-rata masih terkungkung dengan kerja sama pihak ketiga,” ungkapnya.
Dirinya memaparkan PT Migas Mandiri Pratama (MMP) yang hanya mengandalkan penerimaan dari participating interest (PI) Blok Mahakam.
Diakuinya, MMP memang sudah mulai mencoba melakukan usaha non-PI, namun belum menghasilkan penerimaan yang besar.
Wagub setuju untuk pengembangan usaha non-PI ini agar ke depan MMP tidak hanya mengandalkan penerimaan dari PI. Dengan begitu MMP akan bisa memberikan kontribusi lebih tinggi untuk pendapatan Kaltim.
“Dari PI tahun lalu kita dapat Rp200 miliar. Tahun ini hanya Rp75 miliar. Begini kalau kita selalu mengandalkan orang lain,” kritik Wagub juga.
Hal yang sama terjadi di Perusda Kelistrikan yang hanya mengandalkan kerja sama dengan PT CFK. Tak jauh berbeda dengan Perusda Bara Kaltim Sejahtera (BKS).
“BKS hanya mengandalkan MSJ. Kita tidak bisa bergerak sendiri. Gerak usahanya sangat tergantung dari kerja-kerja MSJ,” tegasnya.
Wagub mengatakan bukan tidak mungkin ke depan BKS akan diberikan lzin Usaha Pertambangan (lUP) untuk mengembangkan usahanya sendiri.
“Mereka bisa menambang sendiri, menjual sendiri dan menjadi perusda yang jauh lebih besar,” harapnya.
Satu perusda lagi yang juga memerlukan dorongan untuk perbaikan adalah Perusda Melati Bakti Satya (MBS).
“MBS kita akan coba negosiasi dengan Pelindo. Kita akan ambil alih aset-aset kita. Supaya kita leluasa bekerja di KKT (Kaltim Kariangau Terminal) Balikpapan. Kita akan besarkan sendiri. Supaya PAD kita meningkat drastis,” tegasnya.
“Kalau Pelindo tidak mau, maka kita harus duduk bersama Pelindo untuk memastikan bahwa hasil bagi KKT lebih bagus lagi untuk Kaltim,” pungkasnya. (*)