Mahakata.com – Musim kemarau melanda Kukar sejak Akhir Juni lalu. Cuaca panas ini diprediksi akan terjadi hingga September mendatang.
Kemarau membuat Kukar rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Terlebih Agustus menjadi puncak musim kemarau di Kaltim termasuk Kukar.
Data BMKG Samarinda, saat ini terdapat 40 titik panas di Kukar, yang berpotensi menjadi karhutla.
“Sejauh ini dari pantauan BMKG, terbanyak titik api di Muara Kaman dan Kota Bangun,” ucap Prakirawan BMKG Samarinda, Wiwi Indah Sari, Kamis (3/8/2023).
Kendati telah memasuki musim kemarau, ia mengatakan potensi terjadinya hujan masih dapat terjadi.
Maka dari itu, masyarakat diminta untuk menampung air jika terjadi hujan turun sebagai langkah antisipasi terjadinya kekeringan terhadap sumber-sumber penampungan air.
“Walaupun kemarau, bukan berarti tidak ada hujan, tetap ada hujan tapi intensitasnya rendah dan frekuensinya sedikit,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
Selain itu Rendi juga mengingatkan warga untuk bisa menampung air.
“Semua pihak termasuk masyarakat harus bersama-sama mencegah terjadinya Karhutla, karena di musim kemarau saat ini sangat rawan terjadinya kebakaran,” ungkapnya.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar juga telah menjalankan sejumlah program mencegah terjadinya karhutla, salah satunya dengan menganggarkan penambahan mobil pemadam kebakaran.
Terdapat setidaknya dua mobil pemadam kebakaran baru yang akan di tempatkan di Samboja dan Kembang Janggut.
“Sudah kita anggarkan untuk penambahan unit mobil pemadam, nantinya mobil tersebut juga berfungsi untuk penanganan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tegasnya. (*)