Mahakata.com – Usulan pembangunan flyover disimpang empat Karang Paci, yakni antara jalan MT Haryono menuju Teuku Umar Kota Samarinda masuk dalam perencanaan Dinas PUPR Kalimantan Timur (Kaltim) pada tahun 2024 nanti.
Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kaltim Veridiana Huraq Wang setelah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Aji Muhammad Fitra Firnanda, Kepala Dinas PUPR Kaltim, Kamis (10/8/2023).
“Hal yang cukup menarik perhatian saya saat RDP tadi, saya merasa aspirasi saya didengar. Yaitu, usulan untuk dilakukan pembangunan flyover di MT Haryono yang turun ke arah sini. Karena, krodit banget dari jalan M Said, MT Haryono, Teuku Umar dan tengkawang itu,” jelasnya.
Politikus PDI Perjuangan ini menyebutkan bahwa Dinas PUPR Kaltim akan melakukan Feasibility Study (FS) terlebih dulu pada tahun 2024 untuk flyover MT Haryono. Jadi belum ada penganggaran untuk pembangunan dulu, karena masih dalam tahap pengkajian.
“Tahun 2024 itu sudah mulai dianggarkan tapi untuk FS dulu. Mudah-mudahan nanti setelah FS, bisa disusun Detail Engineering Design (DED). Kemudian setelah itu dilakukan lagi untuk penganggaran fisiknya,” terangnya.
Menurutnya, pembangunan flyover memang harus melalui beberapa tahapan. Yakni, harus dilakukan FS dulu. Setelah mendapatkan FS baru disusun DED-nya. Nah jika sudah ada DED, baru bisa dilakukan pembangunan fisik.
“Jadi kemungkinan kita bisa mulai bangun di 2025, tapi dari sekarang kan sudah mulai dibuat perencanaan dulu. Soalnya, flyover ini penting untuk mengurangi krodit disimpang MT Haryono itu,” paparnya.
Menanggapi itu, Kepala Dinas PUPR Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda membenarkan bahwa pihaknya masih akan melakukan FS terlebih dulu sebelum membangun flyover di MT Haryono.
“Pemerintah menerima saja usulan itu, karena kita tidak bisa asal membangun. Kan harus ada kajiannya, kajian sosialnya, banyak yang ditinjau. Makanya di tahun 2024 kita bikinkan FS. Layak atau tidak layak tergantung FS. Biar dihitung dulu,” urainya.
“Kalau dari pandangan saya, pembangunan flyover ini masih memungkinkan jika bicara soal teknisnya ya. Cuma, konsekuensinya itu kan palingan biaya. Kira-kira antara biaya dan manfaatnya itu besar mana, harus dinilai dan dibandingkan dulu sebelum dibangun,” tegasnya. (*)