Mahakata.com – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltim, melakukan rehabilitasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tepatnya di Pantai Teluk Lingga Kabupaten Kutai Timur.
DKP melakukan penanaman 50 Ribu bibit Mangrove bersama dengan Kelompok Nelayan Sungai Bendera Mandiri.
Selain menjaga ekosistem, Mangrove juga dipilih sebagai spesies yang ditanam karena melindungi pantai dari abrasi, menyediakan habitat bagi berbagai jenis ikan dan hewan laut, serta berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida.
“Hutan Mangrove merupakan benteng alami untuk menjaga pesisir dan wilayah pantai dari abrasi dan juga serangan gelombang besar. Mangrove juga penyerap emisi karbon yang besar diantara yang ada di wilayah pesisir jadi perlu kita jaga dan pelihara dengan cara melakukan rehabilitasi seperti ini, ” kata Yuliana Nidyasari, Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Ahli Muda, DKP Kaltim.
Komitmen pemerintah dalam menjaga ekosistem pesisir dan laut di Kaltim, dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dinilai sangat penting. Diperolehnya dana Reducing Emission from Deforestration and Forest Degradation (REDD+) Results Based Payment, Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) dari Bank Dunia untuk Benua Etam mendukung upaya pelestarian seperti ini, yang juga diharapkan dapat mengembangkan lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil dan menjadi tempat yang lestari dan sehat bagi semua makhluk hidup.
“Selain rehabilitasi mangrove, dari dana FCPF CF telah dilaksanakan pula sejumlah program dan kegiatan diantaranya pelatihan kepada masyarakat, kegiatan mitigasi bencana sebagai bentuk sosialisasi penyadartahuan kepada masyarakat, untuk pentingnya mengetahui bagaimana menghadapi sebuah bencana dan bagaimana menghadapi perubahan iklim, dan lainnya. Artinya ada yang buat SDA dan ada pula untuk SDM kita, ” jelasnya.
Dari hasil pengamatan DKP Kaltim terdapat beberapa wilayah di kawasan Pantai Teluk Lingga yang telah mengalami abrasi.
Penanaman mangrove jenis Rhizopora ini pun kemudian dikerahkan dengan melibatkan kelompok nelayan setempat sebanyak 40 orang. (*)