Mahakata.com – Pemkot Samarinda memastikan melanjutkan program pengendalian banjir normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) secara bertahap.
Saat ini, prioritas Pemkot Samarinda melakukan penataan SKM di segmen Jembatan Ruhui Rahayu hingga Jembatan Gelatik.
Narulita Haidinawati Ibay, Plt Kepala Bidang Kawasan Permukiman Disperkim Samarinda, mengatakan penataan dilakukan mencakup Kelurahan Sidodadi dan Kelurahan Temindung yang direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan budaya, pendidikan, lingkungan hidup, serta kawasan wisata dan rekreasi.
“Langkah awal dalam penataan kawasan ini adalah penyelesaian dampak sosial, khususnya pembebasan rumah warga yang berada di sepanjang bantaran sungai,” kata Narulita.
Dirinya menjelaskan proses pembebasan lahan telah dimulai sejak 2024, dengan fokus utama pada area yang membentang dari Jembatan Ruhui Rahayu hingga Jembatan Gelatik. Namun, keterbatasan anggaran membuat pengerjaan dilakukan secara bertahap.
Pada tahun 2025, Pemkot Samarinda hanya dapat membebaskan dua bangunan yang berlokasi dekat Jembatan Ruhui Rahayu.
“Tahun ini ada lanjutan, tapi tidak bisa semua (rumah) terbiayai. Jadi, yang tahun 2025 ini ada dua bangunan saja yang dibebaskan,” jelasnya.
Secara total sekitar 50 rumah yang harus dibebaskan hingga ke Jembatan Gelatik. Proses pembebasan lahan ini akan dilakukan bertahap, bergantung pada kemampuan keuangan daerah.
“Penataan SKM di Segmen Ruhui Rahayu tidak hanya bertujuan untuk mengurangi risiko banjir, tetapi juga menciptakan ruang publik yang lebih baik bagi masyarakat,” tegasnya.
Setelah seluruh proses pembebasan lahan selesai, pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang, seperti taman kota dan jalur pedestrian, akan segera dilakukan.
“Jadi, mungkin 2026 sudah clear lahannya, setelah itu kita rencanakan pembangunan fisiknya,” pungkasnya. (*)