Mahakata.com – Pemkot Samarinda sebelumnya menarget pengosongan lapak pedagang kaki lima (PKL) pelabuhan Pasar Pagi dilakukan mulai 1 Juli 2024.
Sri Puji Astuti, Anggota DPRD Samarinda, memastikan rencana relokasi PKL terpaksa ditunda.
Hal itu setelah digelarnya rapat dengar bersama Dishub, Disdag, Dinas PUPR, Satpol PP Samarinda dan para pedagang kaki lima (PKL), pedagang buah, pengusaha kapal yang memang aktif beraktivitas di pelabuhan Pasar Pagi.
“Kesimpulan notulen menunda keputusan tanggal 1 Juli 2024 untuk pengosongan pelabuhan pasar pagi sampai ditemukan solusi relokasi yang reservetatif,” kata Puji.
Pembongkaran tersebut demi mengindahkan mega proyek Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, yaitu Teras Samarinda 2. Sementara pihak Pemkot tidak memberikan usulan relokasi yang layak tempat untuk melanjutkan aktifitas para PKL, pedagang buah dan buruh kapal.
Sementara itu, Muhammad Hatta dari perwakilan buruh turut bicara bahwa pihaknya tidak menolak usulan pembongkaran tersebut, malah sebaliknya.
Dirinya menyayangkan Pemkot Samarinda tidak mampu memberikan solusi terbaik untuk melanjutkan aktivitas mereka.
“Kalau rekomendasi pemerintah ke Harapan baru, tetapi itu tidak layak untuk ditempati bongkar muat karena ada resiko kecelakaan kerja dan kami melihat fasilitasnya kayu dan tidak rata,” ungkapnya.
Ia melihat tempat yang direkomendasikan tidak bisa dilakukan sandaran kapal karena pedangkalan parah dan tidak memiliki dermaga.
“Kami sangat sangat pro ke pemerintah yang penting kami diberikan tempat yang layak untuk melakukan aktivitas kami. Kalaupun tempatnya sudah ada hari ini pun kami siap pindah,” tegasnya.
Sementara Mulyadi dari perwakilan para pedagang berharap agar Pemkot Samarinda dapat memberikan solusi relokasi yang layak agar aktivitas mereka dapat berjalan kembali, yang mana aktivitas tersebut merupakan mata mencaharian mereka.
“Kami hanya meminta bagaimana pemerintah mencari solusi sehingga teman-teman di sana bisa melanjutkan usahanya dan pembangunan juga berjalan dengan baik,” paparnya. (*)