Pemkot Samarinda Rancang Pengendali Banjir Mulai Drainase, Normalisasi Sungai, Hingga Pintu Air

Bagikan :

Mahakata.com – Pemkot Samarinda memastikan berkomitmen melakukan penanganan banjir di Kota Tepian.

Andi Harun, Wali Kota Samarinda, menekankan pentingnya pendekatan yang berbasis data teknis dan saintifik dalam merancang solusi banjir.

“Bagian SDA Dinas PUPR Samarinda harus membuat perencanaan yang betul-betul berbasis data teknis dan saintifik yang lengkap. Kita tidak bisa asal membangun,” kata Andi Harun.

Dirinya juga meminta setiap bidang dalam struktur PUPR menyusun buku induk perencanaan yang terstruktur agar pelaksanaan program pengendalian banjir dapat terarah dan prioritas pembangunan bisa ditentukan dengan jelas.

“Kita harus tahu mana yang dikerjakan duluan. Tidak semua harus berbasis proyek. Yang penting sekarang, fokus dulu pada penanganan jangka pendek karena banjir dan hujan bisa datang kapan saja tidak menunggu kita siap,” paparnya.

Dinas PUPR Samarinda, telah memaparkan konsep Pengendalian Banjir Samarinda Tahun 2025 dan rencana untuk tahun 2026, dengan pendekatan berbasis wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terbagi dalam tiga zona utama:

Hulu – Konservasi DAS, pembangunan bendungan/waduk (Waduk Lempake, Bendungan Pampang, Sempaja).

Tengah – Normalisasi sungai, pembangunan kolam retensi (Vorvo, Air Hitam, Bengkuring), dan pengendalian tata guna lahan.

Hilir – Peningkatan kapasitas drainase dan pengamanan terhadap pasang Sungai Mahakam melalui pembangunan pintu banjir dan pompa Karangmumus.

Program pengendalian juga dirancang dalam tiga tahapan waktu:

Jangka Pendek: Penanganan banjir lokal seperti perbaikan drainase, sumur resapan, edukasi masyarakat, dan normalisasi sungai.

Jangka Menengah: Fokus pada hulu dengan membangun bendungan, konservasi lahan, dan pengendalian erosi.

Jangka Panjang: Mengatasi pasang-surut Mahakam dengan pintu air, sistem pompa banjir, dan pengelolaan menyeluruh DAS Mahakam.

“Ini menjadi langkah awal menuju penyusunan strategi penanggulangan banjir yang lebih terarah, partisipatif, dan berbasis data. Kita berharap kolaborasi lintas sektor dapat mempercepat implementas solusi nyata di lapangan,” tegasnya. (*)