Mahakata.com – Raja Juli Antoni, Menteri Kehutanan RI melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Timur.
Menhut Raja Juli Antoni didampingi Rudy Masud, Gubernur Kaltim, melakukan kunjungan ke kawasan Pusat Rehabilitasi Orang Utan Samboja Lestari (SL) Kabupaten Kutai Kartanegara.
Di pusat rehabilitasi Orang Utan yang dikelola Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF) dilaksanakan pelepasliaran Orang Utan ke Kawasan Hutan Kehje Sewen Wehea Kabupaten Kutai Timur.
“Ini kolaborasi Pemerintah, lembaga konservasi, dan sektor swasta dalam menjaga keberlangsungan spesies endemik kita yang sangat berharga,” kata Rudy Masud.
Dirinya menegaskan komitmen bersama akan membawa dampak besar tidak hanya bagi upaya konservasi Orang Utan, tetapi bagi penguatan ekosistem hutan dan pembangunan berkelanjutan di Kaltim.
Konservasi bukan hanya tentang penyelamatan satwa, tetapi juga menjaga keseimbangan kehidupan dan masa depan generasi mendatang.
“Penyerahan ini bukan hanya seremonial. Ini bukti nyata kolaborasi menghasilkan langkah konkret dalam menyelamatkan spesies kunci dan memperkuat ekosistem hutan,” tegasnya.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkap kebahagiaannya atas pelepasliaran Orang Utan kembali ke hutan.
“Perasaan saya bahagia atau sedih, mau menangis. Tapi ini momen yang membahagiakan kita semua,” ungkapnya.
Namun Menhut tidak menampik bahwa kondisi ini (rehabilitasi Orang Utan) menandakan adanya kerusakan lingkungan luar biasa di Indonesia, termasuk Kaltim.
Menhut mengapresiasi kerja Yayasan BOS (BOSF) yang telah bekerja keras merehabilitasi Orang Utan, sehingga bisa dilepasliarkan.
“Memang disini bukan tempatnya.Tapi hutan itulah tempatnya. Disana dunia dan kehidupannya,” sebutnya.
Sementara itu, Muhammad Ari Wibawanto, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, melaporkan spesies Orang Utan di Kaltim merupakan prioritas Kemenhut memiliki populasi 14.630 individu yang tersebar 17 peta populasi.
“Tiga tahun terakhir, BKSDA dibantu mitra telah menyelamatkan dari konflik Orang Utan dengan manusia sebanyak 71 individu Orangutan,” paparnya.
“Dimana 52 individu diantaranya telah di lepas di lokasi di kawasan hutan tempat hidupnya. Sedangkan 19 individu lainnya direhabilitasi,” pungkasnya. (*)