Mahakata.com – Pemprov Kaltim menarget angka prevalensi stunting di Bumi Mulawarman bisa mencapai 12,83 persen di 2024 mendatang.
Mengejar target itu, Sri Wahyuni, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim, menekankan adanya kolaborasi lintas sektor dan lintas daerah mulai dari intervensi hulu sampai hilir.
“Mencapai angka 12,83 persen perlu komitmen bersama, upaya yang serius, serta kerja keras. Termasuk mengaktifkan kembali pelayanan posyandu,” kata Sri Wahyuni.
Data saat ini, Kaltim memiliki 4.955 posyandu (pos pelayanan terpadu). Namun dari jumlah itu, hanya 34 persen posyandu yang aktif pasca pandemi Covid-19.
Padahal, posyandu selain memberdayakan warga dan kader PKK setempat juga banyak manfaatnya bagi masyarakat.
“Harapan kita aktifnya posyandu, para balita, ibu hamil serta pasangan usia subur bisa dilayani. Ini yang ingin kita aktifasi kembali termasuk pokjanal dengan kader-kadernya, sehingga pemberian makanan tambahan diaktif kembali,” jelasnya.
Sekda menjelaskan dalam Rembuk Stunting Tingkat Provinsi Kaltim 2023, ada catatan penting diantaranya mengaktifkan kembali posyandu dan pokjanal, juga data stunting harus divalidasi.
“Payung hukum dan programnya sudah ada, kita harap program dan kegiatan dilakukan perangkat daerah. Targetnya adalah keluarga resiko stunting atau pendeteksi stunting,” tegasnya. (*)