Mahakata.com – Potensi peningkatan kasus demam berdarah bengue (DBD) saat memasuki musim penghujan jadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kaltim.
dr Jaya Mualimin, Kepala Dinkes Kaltim, melaporkan musim penghujan di Kaltim menyebabkan lonjakan kasus DBD.
“Nyamuk berkembang di genangan air, terutama setelah hujan, sehingga pencegahan melalui penyehatan lingkungan sangat penting,” kata dr Jaya Mualimin.
Dinkes Kaltim melaporkan kasus DBD tertinggi terdata di sejumlah daerah, seperti Kutai Kartanegara, Balikpapan, dan Samarinda, dengan angka mencapai 300 kasus per 100 ribu penduduk.
Sementara Kecamatan Mahakam Ulu jadi satu-satunya daerah berstatus hijau.
“Mayoritas kabupaten/kota lain di Kaltim sudah berstatus hitam,” jelasnya.
dr Jaya menyebut angka kematian akibat DBD di Kaltim masih terbilang rendah, dengan case fatality rate (CFR) sebesar 0,21 persen.
Angka ini jauh di bawah ambang batas keberhasilan nasional dengan angka 0,5 persen.
“Kasus tinggi itu wajar karena habitat nyamuk meningkat. Namun, fasilitas kesehatan kita sudah sangat baik, sehingga kematian akibat DBD dapat diminimalisir,” paparnya.
Upaya pencegahan penyebaran kasus DBD dilakukan Dinkes Kaltim, salah satunya dengan program vaksinasi yang difokuskan untuk anak usia di bawah 12 tahun.
“Anak-anak yang belum divaksinasi harus segera mendaftar ke puskesmas. Vaksin ini memberikan kekebalan untuk anak-anak,” tegasnya.
“Vaksinasi dilakukan dalam dua tahap, dan saat ini stok vaksin masih mencukupi. Meskipun vaksinasi menjadi harapan baru, tantangan lain muncul dalam bentuk keengganan masyarakat untuk menerima vaksin,” pungkasnya. (*)