Mahakata.com – Rudy Masud, Gubernur Kaltim, memastikan Pemprov Kaltim memberikan perhatian serius pada kondisi Jembatan Mahakam yang secara berulang ditabrak kapal tongkang.
“Kalau jembatannya miring lebih berbahaya. Di atas tidak bisa dilewati, di bawah kapal tidak bisa ngolong (melintas),” kata Rudy Masud.
“Apalagi, Jembatan Mahakam yang sekarang sudah tidak memiliki fender untuk melindungi tiang jembatan. Fender Jembatan Mahakam sudah rusak akibat sudah puluhan kali ditabrak kapal tongkang,” lanjutnya.
Menurutnya, setiap jembatan harus dilengkapi dengan fender. Karena dengan fender maka tiang jembatan akan terlindungi.
“Jadi, keselamatan masyarakat itu lebih penting daripada sekadar urusan ekonomi,” tegasnya.
Jembatan Mahakam sendiri berusia lebih 40 tahun, sebab proses pemancangan sudah dilakukan sejak 1982.
Bukan hanya di Jembatan Mahakam, sistem keselamatan harus disamakan untuk semua jembatan yang dilintasi Sungai Mahakam. Seperti Jembatan Kota Bangun, Jembatan Mahulu, Jembatan Kertanegara, Jembatan Kembar dan Jembatan Mahkota 2.
“Kalau tetap mau dilakukan pemanduan, maka gunakan kapal tunda atau asisst tug atau dengan sistem propulsi Z Peller berkekuatan minimal 2.400 horse power,” paparnya.
Gubernur Harum juga berencana mengubah RTRW untuk kapal-kapal yang berlabuh. Nantinya, seluruh mekanisme pengolongan kapal akan diatur menyeluruh.
“Di Mahkota 2 itu bisa ratusan kapal melintang mengganggu arus pelayanan. Ini perlu kita atur juga,” tandasnya.
Sementara itu, Mursidi, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Samarinda, mengungkapkan perusahaan kapal yang menabrak fender Jembatan Mahakam mengaku siap mengganti dan memperbaiki fender Jembatan Mahakam.
“Perusahaan kapal yang menabrak fender akan bertanggung jawab,” ungkap Mursidi. (*)