Jelang Musim Kemarau, Waspadai Karhutla di Perbatasan Kaltim dan IKN

Bagikan :

Mahakata.com – Jelang memasuki musim kemarau tahun 2025, Rudy Masud, Gubernur Kaltim, mendorong untuk mewaspadai kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kaltim.

Dirinya mengingatkan karhutla harus dimitigasi dan disiapkan berbagai langkah antisipatifnya agar tidak terjadi.

“Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan, apalagi di kawasan-kawasan lintas batas negara, seperti di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu),” kata Rudy Masud.

Gubernur Harum juga menyoroti soal akses infrastruktur jalan perbatasan seperti di perbatasan negara dan perbatasan Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

“Kalau hutan perbatasan tidak kita jaga, kalau tidak kebakaran, ya patoknya nanti bergeser. Makanya, jalan akan kita bangun bekerja sama dengan pemerintah pusat dan TNI,” jelasnya.

Kawasan lain yang penting juga untuk dijaga adalah Ibu Kota Nusantara (IKN). IKN adalah kawasan sangat  strategis, karena itu harus terhindar dari risiko-risiko kebakaran hutan dan lahan.

“Kita harus jaga, terus pantau jangan sampai ada kebakaran di IKN. Antisipasi harus terus dilakukan dengan memberdayakan kekuatan Manggala Agni dan partisipasi Masyarakat Peduli Api (MPA),” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan, Thomas Nifinluri, menjelaskan secara nasional kasus kebakaran di Kaltim dan nasional mengalami penurunan sangat drastis.

“Tahun 2024 angka kebakaran hutan dan lahan di lndonesia mencapai 327.000 hektare. Tahun ini hanya 3.035 hektare. Di Kaltim hanya 202 hektare. Terjadi di Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,” ungkapnya.

Thomas Nifinluri menjelaskan saat ini kebijakan penanganan karhutla sudah terkoordinasi.

Sedangkan untuk aksi di lapangan kekuatan Manggala Agni akan diperkuat relawan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api. Mereka telah dilengkapi sarana prasarana dan pelatihan pemadaman api, serta bantuan ekonomi.

“Karena kalau terjadi kebakaran, masyarakat yang paling terkena dampak. Tapi sampai saat ini, Kaltim masih Kondusif. Harus kita jaga dan antisipasi,” pungkasnya. (*)