Mahakata.com – Kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim, berdampak positif pada kunjungan wisatawan ke Bumi Mulawarman.
Hingga Maret 2024, jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 1.272.923 orang, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 2.300.000 orang.
Sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 4.232 orang atau mencapai 42,42 persen dari target.
Sebagai daerah penyangga IKN, Kaltim didorong menyediakan fasilitas yang lengkap, termasuk infrastruktur dan hiburan masyarakat.
Hal itu demi memenuhi beragamnya destinasi wisata, tidak hanya Kepulauan Derawan di Kabupaten Berau saja.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim, Ririn Sari Dewi menerangkan pihaknya saat ini fokus mengembangkan pariwisata di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) karena kawasan tersebut merupakan penopang utama IKN.
“IKN tidak hanya berdampak positif bagi warga di Penajam Paser Utara, tetapi juga di Balikpapan. Penyebabnya karena ada kenaikan kunjungan wisatawan dan menguntungkan para pebisnis, baik yang memiliki hotel, motel, taman hiburan, sampai pengusaha di bidang makanan,” kata Ririn.
Sementara itu, Akmal Malik, Pj Gubernur Kaltim, menilai Dispar kurang untuk mempromosikan seluruh destinasi wisata Kaltim dan hanya berfokus pada Berau.
“Padahal, banyak destinasi wisata yang dekat-dekat. Contohnya, Bendungan Samboja yang pemandangannya tak kalah dengan Biduk-Biduk,” ungkapnya.
Ditambah banyak masyarakat lokal yang mengeluh perihal anggaran yang mahal. Dispar harus mencari solusi untuk mengatasi tersebut dan meningkatkan minat pengunjung untuk berwisata.
“Mahal murahnya tergantung bagaimana kita menjelaskan. Jangan dilihat agregatnya. Kalau dijelaskan kepada masyarakat akses apa saja yang bisa digunakan untuk menuju ke destinasi wisata, itu menjadi tidak mahal,” sebutnya.
“Itulah tugas pemerintah sesungguhnya. Memberikan informasi terkait pelayanan seperti itu,” lanjutnya.
Akmal mengungkapkan perlunya kolaborasi semua pihak, dan menyarankan Dispar Kaltim untuk bisa bekerja sama dengan Dinas PUPR dan Pokdarwis Kaltim..
Terakhir, Akmal menekankan pentingnya pemetaan pariwisata yang akurat, mencakup jumlah pengunjung, tujuan kunjungan, serta destinasi.
“Untuk sebuah kebijakan, memang perlu menyajikan data dengan baik dan presisi. Sehingga dana yang terbatas bisa teralokasikan dengan tepat sasaran,” tegasnya. (*)