Mahakata.com – Sri Wahyuni, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltim, menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 yang digagas Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).
Musrenbangnas dibuka secara langsung oleh Presiden Joko Widodo, dan dihadiri Wakil Presiden Ma’ruf Amin, dan jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, serta gubernur, bupati dan wali kota se Indonesia.
Sri Wahyuni, mengatakan Musrenbangnas bertema akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan tampak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Agenda Musrenbangnas kali ini mengharuskan alokasi anggaran belanja dan pendapatan daerah inline dengan program pusat,” kata Sri Wahyuni.
Selain itu, anggaran yang dikelola harus benar-benar memberi dampak (manfaat) besar bagi masyarakat.
“Jadi kita harus melakukan penyesuaian itu,” lanjutnya.
Bahkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) baik provinsi maupun kabupaten dan kota harus menyesuaikan pedoman secara regional.
“Kita selain melakukan penyesuaian, juga dituntut meningkatkan kualitas APBD,” jelasnya.
Kedepannya, APBD selain mampu memberi manfaat, juga menekan inflasi di tingkat daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota.
“Sehingga perencanaan daerah sinkron, selaras dan sinergis dengan program straregis yang ditetapkan pemerintah pusat,” tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi dalam arahannya mengingatkan seluruh peserta Musrenbangnas akan kondisi ekonomi global, termasuk dampak Covid-19 yang masih menyisakan buntut panjangnya.
Indonesia dan seluruh negara di dunia saat ini menurut dia, dihadapkan pada situasi yang tidak mudah.
“Sebab, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan hanya 3,2 persen,” ungkapnya.
Bahkan beberapa negara seperti Jepang, Inggris, dan beberapa negara Eropa berada di posisi menuju resesi.
Jokowi pun mengimbau berhati-hati dalam mengelola fiskal dan anggaran agar tidak satu rupiah pun meleset dari rencana yang dibuat di awal (perencanaan), sekaligus memperhatikan skala prioritas.
“Kita harus betul-betul berhati-hati mengelola setiap rupiah anggaran yang kita miliki,” pungkasnya. (*)