Mahakata.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim melaporkan per Maret 2024, persentase penduduk miskin di Bumi Mulawarman, turun menjadi 5,78 persen.
Penduduk miskin di Kaltim, mengalami penurunan 0,33 poin persen, jika dibandingkan dengan angka kemiskinan bulan Maret 2023 dimana tercatat 6,11 persen.
“Jumlah penduduk miskin di Kalimantan Timur pada Maret 2024 mencapai 221,34 ribu orang, turun 9,73 ribu orang dari tahun sebelumnya,” kata Yusniar Juliana, Kepala BPS Kaltim.
Angka kemiskinan di seluruh provinsi menunjukkan bahwa angka kemiskinan terendah ada di Bali sebesar 4,00 persen dan tertinggi di Papua Pegunungan sebesar 32,97 persen dan angka kemiskinan di Kalimantan Timur berada di bawah rata-rata nasional yang tercatat sebesar 9,03 persen.
“Kaltim berada di posisi ke-7 terendah dengan angka sebesar 5,78 persen,” ungkapnya.
Yusniar menjelaskan, jika dilihat dari sebaran persentase penduduk miskin antara wilayah perkotaan dan pedesaan, terdapat disparitas yang masih cukup tinggi.
Tingkat kemiskinan di perkotaan turun sebanyak 0,21 poin persen, sementara di pedesaan turun sebanyak 0,52 poin persen.
Penurunan di pedesaan relatif lebih cepat, diharapkan terjadi konvergensi kemiskinan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
“Garis kemiskinan di Kalimantan Timur pada Maret 2024 naik sebesar 5,54 persen, dari Rp 790.186 per kapita per bulan pada Maret 2023 menjadi Rp 833.955 per kapita per bulan pada Maret 2024,” tegasnya.
Peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan.
Pada Maret 2024, komoditi makanan menyumbang sebesar 70,82 persen terhadap garis kemiskinan, sedangkan komoditi bukan makanan hanya menyumbang 29,18 persen.
“Pada Maret 2024, komoditi makanan memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan (GK), baik di perkotaan maupun di pedesaan. Beras masih menjadi penyumbang terbesar, yakni sebesar 17,45 persen di perkotaan dan 19,85 persen di pedesaan,” pungkasnya. (*)