Mahakata.com – Provinsi Kalimantan Timur pada Februari 2025 mengalami deflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,30 persen.
Hal itu seperti yang disampaikan Yusniar Juliana, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, dalam keterangan pers resminya.
“Deflasi Februari 2025 Kaltim mengalami deflasi tahunana pertama kali sejak tahun 2024,” ungkap Yusniar Juliana.
Yusniar Juliana memaparkan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
Indek kelompok pengeluaran di antaranya; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 11,76 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,31 persen, kelompok transportasi sebesar 0,21 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,61 persen.
Sebaliknya, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,12 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,00 persen, kelompok kesehatan sebesar 1,92 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,67 persen.
“Kelompok pendidikan sebesar 1,39 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,11 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 7,34 persen,” jelasnya.
Adapun tiga komoditas dari kelompok pengeluaran tersebut yang mengalami inflasi adalah beras cabe rawit kopi bubuk emas perhiasan sampo nasi dengan laut dan kue kering.
Dari tiga kabupaten/kota cakupan IHK di Provinsi Kalimantan Timur secara y-on-y mengalami deflasi, sedangkan 1 Kabupaten mengalami inflasi.
Deflasi y-on-y terdalam terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 0,73 persen dengan IHK sebesar 105,72.
Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kabupaten Berau sebesar 0,56 persen dengan IHK sebesar 105,72. Sebaliknya, terjadi inflasi y-on-y di Kota Balikpapan sebesar 0,18 dengan IHK sebesar 106,36.
“Tingkat deflasi month to month (m-to-m) Februari 2025 sebesar 0,25 persen dan tingkat deflasi year to date (y-to-d) Februari 2025 sebesar 1,24 persen,” tegasnya. (*)