Bertugas Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, Rudy Masud – Seno Aji Ikuti Prosesi Tapung Tawar

Bagikan :

Mahakata.com – Rudy Masud, Gubernur Kaltim dan Seno Aji, Wakil Gubernur Kaltim, mengikuti prosesi tapung tawar di hari pertama masuk Kantor Gubernur Kaltim.

Prosesi tapung tawar ini merupakan prosesi ritual penyambutan selamat datang dengan harapan pimpinan mendapat keberkahan dan perlindungan dalam melaksanakan tugasnya di Bumi Mulawarman.

Prosesi tapung tawar kepada Gubernur Rudy Mas’ud dan Wagub Seno Aji dilakukan langsung oleh sesupuh Kesultanan Kutai Kartanegara, Adji Pangeran Haryo Kusuma Poeger.

Tapung tawar yang terbuat dari bedak kuning dicampur sedikit air diberikan mulai dari punggung dan telapak tangan kanan kiri, kepala dan pundak kiri-kanan serta kedua kaki.

Selanjutnya prosesi Gubernur Rudy Masud dan Wagub Seno Aji menarik Ketikai Lepas (terbuat dari janur kuning) ke belakang, dengan makna dan niat menjadi Gubernur dan Wagub Kaltim sudah tercapai, sekaligus menghilangkan atau melepas segala bala.

Prosesi terakhir yakni ditaburkan beras kuning.

Setelah mengikuti prosesi tapung tawar, Gubernur Rudy Masud dan Wagub Seno Aji masuk ke dalam kantor Gubernur Kaltim diterima Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni, para asisten, kepala biro dan seluruh kepala perangkat daerah Pemerintah Provinsi Kaltim hingga menuju Ruang Serba Guna Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim.

Sebelum masuk ruangan, Gubernur Rudy Mas’ud dan Wagub Seno Aji didampingi Sekda Provinsi Kaltim Sri Wahyuni dan H Adji Pangeran Haryo Kusuma Poeger menyaksikan Tari Topeng Wirun persembahan Yayasan Sangkoh Paitu dari Kesultanan Kutai Kartanegara.

Setelah itu, Gubernur Rudy Mas’ud menuju Ruang Ruhui Rahayu untuk memimpin acara rapat pimpinan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kaltim.

Adji Pangeran Haryo Kusuma Poeger menjelaskan makna dari prosesi Tepung Tawar merupakan tradisi adat Kutai yang dilaksanakan sejak berdirinya kerajaan Kutai Kartanegara.

“Apabila seorang raja (penjabat) masuk ke arena dipadukan dengan senenan (gemalan). Bagaimana merdu suara gamelan, begitu juga diharapkan pemimpin dapat melaksanakan tugasnya dengan baik,” ungkapnya.

“Adat dan tradisi tepung tawar ini akan terus dilestarikan sebagai adat budaya di Benua Etam,” jelasnya. (*)