Mahakata.com – Sejumlah wilayah di Samarinda dalam beberapa hari terakhir direndam banjir akibat intensitas hujan yang tinggi di Kota Tepian.
Atas kejadian ini, Andi Harun, Wali Kota Samarinda, menyampaikan permintaan maaf kepada warga terdampak banjir.
“Kami menyampaikan rasa prihatin dan permohonan maaf kepada seluruh warga Kota Samarinda, terutama yang terkena dampak banjir,” kata Andi Harun, dalam konferensi pers Pemkot Samarinda.
Andi Harun menyampaikan progres penanganan dan pengendalian banjir di Samarinda memerlukan waktu panjang. Hal itu lantaran program pengendalian banjir dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Saat ini, Pemkot Samarinda bersama pemerintah provinsi dan nasional terus berupaya mengintegrasikan berbagai program untuk mengatasi persoalan banjir secara menyeluruh.
“Kita membutuhkan kerja sama yang solid untuk melanjutkan penanganan banjir di Samarinda,” jelasnya.
Andi Harun melaporkan sejumlah kondisi yang menyebabkan banjir di Kota Tepian. Beberapa di antaranya, penanggulangan tanggul Sungai Karang Mumus yang belum tuntas, curah hujan yang ekstrim dan dampak aktivitas manusia, seperti pembukaan lahan tanpa kontrol, menjadi pemicu utama banjir saat ini.
Dirinya juga menyoroti genangan di kawasan seperti Bengkuring dan Griya Mukti, yang masih terjadi meskipun debit air Sungai Karang Mumus mulai surut.
Genangan ini, menurutnya, disebabkan oleh beberapa faktor teknis, seperti penyempitan saluran drainase dan hambatan aliran di titik-titik tertentu.
“Di Jalan PM Noor, misalnya, terdapat hambatan yang disebabkan oleh pipa PDAM dan penyempitan saluran,” tegasnya.
Meski demikian, ada beberapa perkembangan positif. Data menunjukkan luas area genangan banjir di Samarinda telah berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Pada tahun 2022, luas genangan mencapai 482 hektar, sedangkan pada awal 2025 ini turun menjadi 314 hektar.
“Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya penanganan banjir mulai menunjukkan hasil, meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” pungkasnya. (*)