Mahakata.com – Pendistribusian logistik pemilu ke daerah perbatasan jadi kendala dan tantangan tiap KPU.
Salah satunya proses distribusi logistik Pemilu 2024 ke wilayah perbatasan Indonesia- Malaysia, yakni Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai, Mahakam Ulu, yang sulit dijangkau.
Pemkab Mahakam Ulu Bersama KPU Kaltim, melakukan upaya antisipasi dini memperlancar distribuso logistik Pemilu 2024.
“Kami sudah melakukan antisipasi sejak dini, misalnya, gudang surat suara sudah disiapkan sehingga distribusi dari KPU Provinsi Kalimantan Timur bisa lebih awal,” kata Agustinus Teguh Santoso, Asisten I Sekkab Mahakam Ulu.
Kondisi geografis menuju Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai menjadi sulit karena letaknya di hulu riam Sungai Mahakam. Ketika air surut, ruang untuk jalur speed boat (perahu panjang) sangat sempit dan menanjak.
Sedangkan saat air besar atau saat turun hujan, air sungai sangat melimpah dan arus pun menjadi deras dan sulit dilalui sehingga pengemudi perahu harus menunggu arus stabil.
Menurut Teguh, hal ini merupakan faktor alam yang kadang lepas dari prakiraan. Kondisi inilah yang menyebabkan pendistribusian logistik untuk pemilu, seperti surat suara dan kotak suara, lebih sulit ketimbang daerah lain.
Mengenai distribusi logistik, lanjutnya, KPU Kaltim sudah memberikan jawaban bahwa ketika kondisi alam tidak memungkinkan melalui transportasi air dalam waktu cepat maka harus sedini mungkin dilakukan distribusi logistik.
“KPU Provinsi Kaltim telah menyanggupi melakukan distribusi lebih dini, bahkan menyarankan agar di KPU Mahulu (Mahakam Ulu) menyiapkan gudang sehingga ketika logistik datang bisa disimpan di gudang yang layak, kemudian didistribusikan ke dua kecamatan di wilayah perbatasan ketika kondisi memungkinkan,” jelasnya.
Setelah mengikuti pertemuan dengan KPU Kaltim dan mendapat saran tersebut, pihaknya kemudian berkoordinasi dengan jajaran KPU Mahakam Ulu dan kini sudah menyiapkan gudang logistik.
Ke depan, jika surat suara datang lebih awal, pihaknya sudah memiliki tempat untuk menyimpan.
Teguh juga menyinggung tingkat partisipasi pemilih pada pemilu perlu menjadi perhatian khusus karena secara statistik pada pemilu sebelumnya, tingkat partisipasi masyarakat di Kaltim masih di bawah target nasional.
“Pada pilkada tahun sebelumnya hanya 63 persen, sementara untuk pilpres 75 persen. Sedangkan pada Pemilu 2024 kita diberi target partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan pemilu sebesar 78 persen. Jadi, ini perlu kerja keras semua pihak,” tegasnya. (*)