Mahakata.com – Lawas mangkrak, RS Korpri di Gelora Kadrie Oening Samarinda akhirnya diresmikan oleh Isran Noor, Gubernur Kaltim.
RS Korpri kini berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Muhammad Salehuddin II.
Rencananya rumah sakit ini akan beroperasi pada tahun 2024.
Direktur RSUD Aji Muhammad Salehuddin II dr. E. Harleni Aroma mengatakan, pihaknya akan melakukan pemenuhan sarana kesehatan secara bertahap agar tidak ada pekerjaan yang terulang.
“Kita ingin lengkap dulu, sambil menunggu semua persyaratan administrasinya selesai. Semoga tahun depan sudah bisa berjalan,” kata dr Harleni.
Selain itu, rumah sakit yang dibangun dengan anggaran Rp66 miliar ini juga harus mendapatkan akreditasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Pasalnya, rumah sakit ini sudah naik kelas dan berubah nama. Maka, semuanya harus didaftarkan ulang ke Kemenkes.
“Intinya, jika ada administrasi yang keluar, itu yang kita jalankan duluan,” ujarnya.
Harleni menjelaskan, rumah sakit yang dibangun sejak tahun 2021 hingga 2023 ini akan menjadi rumah sakit khusus dengan beberapa unggulan.
Salah satunya adalah pelayanan cuci darah bagi pasien-pasien yang punya penyakit ginjal.
“Unggulan yang diminta saat ini, yaitu terkait pelayanan cuci darah. Jadi itu dulu yang akan kami jalankan,” jelasnya.
Selanjutnya, rumah sakit 3 lantai dengan luas bangunan 5.178 meter persegi ini akan berusaha memenuhi beberapa layanan unggulan lainnya yang diminta langsung oleh Kemenkes. Salah satunya, menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak.
“Insyaallah rumah sakit ini menjadi rujukan Nasional untuk wilayah Indonesia Timur,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim Fraksi PDI Perjuangan Dapil Kutai Kartanegara Muhammad Samsun mengapresiasi dan mengucapkan selamat atas peresmian rumah sakit baru ini. Ia berharap rumah sakit ini bisa meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan.
“Saya harap rumah sakit yang baru saja kita resmikan ini bisa meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan. Ini adalah penekanan demi masyarakat, supaya mereka mendapatkan kemudahan dan menerima layanan kesehatan sebaik mungkin,” paparnya.
Ia juga berharap agar rumah sakit ini segera dituntaskan untuk pemenuhan semua sarana dan prasarana pendukungnya. Pasalnya, rumah sakit ini belum beroperasional hingga Januari 2024 tahun depan.
“Diharapkan segera dituntaskan untuk pemenuhan semua sarana dan prasarana pendukungannya,” lanjutnya.
Rumah sakit ini memiliki luas lahan sekitar 3.600 meter persegi dengan bangunan tiga lantai.
Rumah sakit ini juga menggunakan sistem pengendalian banjir dengan struktur khusus yang dapat menampung air di bawah bangunan.
Struktur utamanya berbentuk floating yang menggunakan kolom-kolom sehingga air dapat mengalir di bawah rumah sakit. Rumah sakit ini dibuat seramah mungkin dengan lingkungan supaya tidak mengganggu daerah resapan air yang ada di wilayah itu.
Mengingat, area rumah sakit ini berdiri merupakan daerah yang kerap kali terjadi banjir. (*)