Mahakata.com – Program pendidikan guru penggerak diyakini sebagai kunci dari proses perubahan atau transformasi yang kini sedang dicanangkan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, fungsi guru penggerak itu memang menjadi inisiator yang nantinya akan memberi pengaruh positif kepada lingkungannya. Baik dari dalam maupun luar satuan pendidikan (sekolah).
“Ada banyak perubahan di dalam sistem pendidikan kita, entah itu kurikulum, metode pembelajaran maupun assesmentnya. Semua berubah. Nah, jadi guru-guru penggerak ini kunci,” ujarnya, di Ballroom Hotel Aston, jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda.
Atas dasar itu, Hetifah memberikan dukungan penuh terhadap program guru penggerak di Kaltim. Tujuannya, agar guru-guru terbaik itu mau menjadi guru penggerak. Pasalnya saat ini, jumlah guru penggerak di Kaltim masih terlalu sedikit.
Berdasarkan rasio atau jumlah guru negeri di Kota Samarinda, totalnya ada sekitar 2400 orang. Namun apabila dibandingkan dengan jumlah guru penggerak, kisarannya lebih dari 100 orang. Masih di bawah 200 orang, berarti tidak signifikan.
“Jika dikit maka efeknya juga lebih kurang. Kalau makin banyak, pasti efek atau daya ubahnya menjadi lebih tinggi juga. Tidak rugi menjadi guru penggerak, sebab mereka bisa mendapat kesempatan jadi kepala sekolah. Selain itu juga menerima ilmu-ilmu baru dan menambah kompetensi serta kapasitasnya,” jelasnya, Selasa (25/7/2022).
Sementara itu ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda Asli Nuryadin menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya membuat guru-guru di Kota Tepian mau mendaftarkan diri sebagai guru penggerak.
“Saya akan memberikan pemahaman bahwa guru penggerak boleh menjadi kepala sekolah dan pengawas. Walaupun golongan D3 akan kita fasilitasi,” paparnya.
Dengan adanya Sosialisasi Program Guru Penggerak ini, ia berharap semua guru-guru di Kota Samarinda ikut mendaftar menjadi guru penggerak. Nantinya, Disdikbud Kota Samarinda akan mendorong dan memfasilitasi guru-guru yang berniat menjadi guru penggerak.
“Bahkan yang untuk SD saya pastikan tinggal 1 orang yang belum terangkat jadi kepala sekolah. Biar nanti harapannya yang lain juga begitu, kalau jadi guru penggerak bisa jadi pengawas, bisa jadi agen perubahan. Kan sudah ada 24 episode Merdeka Belajar,” tegasnya. (*)