Mahakata.com – Pemprov Kaltim terus berupaya mengejar program penurunan emisi karbon.
Melalui program itu, pemprov akan mendulang pundi-pundi rupiah dari kerja sama World Bank.
Isran Noor, Gubernur Kaltim, memperkirakan Kaltim bisa menghasilkan 200 juta ton CO2e pada 2024-2025.
Bila target itu sukses, maka diperkirakan Bumi Mulawarman, bisa menghasilkan USD 6 billion atau hampir setara Rp10 triliun.
“Berkat penurunan emisi karbon yang konsisten dilakukan di Kaltim,” kata Isran.
Hitungan tersebut, sambungnya, sesuai komunikasi dirinya bersama pihak pengusaha di Washington DC Amerika Serikat dan World Bank. Bahwa, emisi karbon Kaltim dihargai USD 30 per ton.
^Hasil kesepakatan kita dengan para pengusaha yang biasa memanfaatkan penurunan emisi karbon dan World Bank, mengisyaratkan perolehan nilai rupiah bagi Indonesia,” jelasnya.
Menurut Gubernur, hasil tersebut berkat program Forest Carbon Partnership Facility Carbon Fund (FCPF-CF) di Kaltim hingga sekarang.
“Alhamdulillah kesepakatan itu, kita lebih dulu melakukannya dengan World Bank,” tegasnya. (*)