Mahakata.com – Seno Aji, Wakil Gubernur Kaltim, menghadiri International Infrastructure Conference (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center.
Dalam agenda tersebut, Pemprov Kaltim berkomitmen dalam membangun infrastruktur jalan yang menghubungkan antar wilayah kabupaten.
Salah satu fokusnya adalah peningkatan akses jalan alternatif menuju Kutai Barat melalui Kecamatan Kembang Janggut, Kutai Kartanegara, yang sebelumnya merupakan jalan milik perusahaan.
“Kita berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur jalan antar kabupaten, terutama di Kabupaten Berau, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu,” kata Seno Aji.
Menurutnya, perhatian lebih diberikan kepada tiga wilayah tersebut karena kondisi jalan yang masih rusak dan akses yang terbatas.
“Termasuk usulan kepada pemerintah pusat untuk membangun jalan penghubung dari Sotek di Penajam Paser Utara menuju Bongan di Kutai Barat,” jelasnya.
Dirinya memaparkan saat ini Pemprov Kaltim melakukan peningkatan jalan dari Sanga-Sanga ke Balikpapan melalui Samboja.
Namun, jika ruas tersebut diambil alih oleh pemerintah pusat, maka anggarannya akan dialihkan ke jalur prioritas lainnya.
“Kami berharap jalan-jalan alternatif yang sebelumnya dihibahkan oleh perusahaan, seperti jalur Kembang Janggut ke Kutai Barat, bisa segera ditingkatkan kualitasnya,” tegasnya.
Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, menekankankan pentingnya kecepatan dalam pembangunan infrastruktur nasional.
Ia menyebut Indonesia tengah berpacu melawan tiga tantangan besar yang disebutnya sebagai jam urgensi.
“Jam pertama adalah jam demografi, di mana setiap tahun lebih dari tiga juta jiwa lahir. Kita harus menyediakan akses terhadap perumahan, layanan dasar, dan peluang ekonomi,” ungkap AHY.
Tantangan kedua adalah “jam ekonomi”, yakni kebutuhan untuk mengangkat jutaan rakyat ke kelas menengah dan mendistribusikan kesejahteraan secara lebih merata.
Sementara itu, tantangan ketiga yang tidak kalah mendesak adalah perubahan iklim.
“ini bukan ancaman masa depan, tetapi krisis yang sedang berlangsung. la telah mengganggu kota, mengikis garis pantai, serta membebani sistem pangan dan air kita,” sebutnya. (*)