Mahakata.com – Andi Harun, Wali Kota Samarinda, memaparkan dugaan penyebab kendaraan brebet akibat mengisi BBM di SPBU.
Sebelumnya, Pemkot Samarinda melakukan uji laboratorium bersama tim akademisi Politeknik Negeri Samarinda, terhadap sejumlah sampel BBM.
Andi Harun mengatakan hasil kajian ilmiah independen dari tim akademisi Politeknik Negeri Samarinda menyatakan BBM berjenis Pertamax yang beredar di sejumlah SPBU di wilayah Samarinda terindikasi mengalami penurunan kualitas.
Hal ini tentunya berbeda dengan pernyataan sebelumnya dari pihak Pertamina lewat hasil pengujian di terminal distribusi di beberapa SPBU menunjukkan kualitas BBM berjenis Pertamax berada dalam batas standar.
Melalui tim independen telah melakukan uji teknis lewat tiga sampel Pertamax yang diambil langsung dari kendaraan terdampak, semuanya menunjukkan angka RON di bawah standar yakni 86,7, 89,6, dan 91,6.
“Ini jelas membuktikan ada masalah pada kualitas BBM padahal Pertamax yang memenuhi standar seharusnya memiliki RON minimal 92,” kata Andi Harun.
Walaupun telah memiliki bukti bahwa kualitas BBM tidak sesuai standar, Andi Harun menegaskan tidak akan menunjuk pihak mana pun sebagai pihak bersalah.
Kajian ini diperuntukkan sebagai pembuktian bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda berkomitmen dalam melindungi masyarakat.
“Kami hanya menyampaikan hasil kajian ilmiah ini kepada aparat penegak hukum yang berwenang, dalam hal ini Polresta Samarinda,” jelasnya.
Selain itu , Pemkot Samarinda hanya menjalankan amanah publik lewat penelitian ini, tanpa intervensi atau kesimpulan hukum.
“Kami mohon maaf kalau ada perbedaan dengan pernyataan sebelumnya. Kami punya landasan akademik dan proses panjang sebelum menyampaikan ini,” tegasnya. (*)