Pertamina MOR VI Kalimantan Janji Tindaklanjuti Soal Dugaan BBM Oplosan di Kaltim

Bagikan :

Mahakata.com – Rudy Masud, Gubernur Kaltim, memanggil General Manager (GM) Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Kalimantan, guna membahas terkait dugaan BBM oplosan yang menyebabkan sejumlah kendaraan berebet di Kaltim.

Dalam pertemuan itu, Rudy Masud meminta klarifikasi GM Pertamina MOR VI Kalimantan, sebagai tindak lanjut keluhan masyarakat terkait BBM oplosan.

“Terima kasih Pak GM sudah hadir untuk bagaimana kita berdiskusi mencari solusi-solusi hari ini yang dihadapi masyarakat Kaltim. Mungkin bukan hanya Kaltim, tapi seluruh Indonesia,” kata Rudy Masud.

Dirinya menyampaikan harapan besar kepada Pertamina MOR VI Kalimantan untuk dapat bersinergi mendukung perekonomian di wilayah Kalimantan Timur.

“Bagaimana perekonomian kita bisa berkembang dengan baik, dengan dukungan pendistribusian bahan bakar dari Pertamina. Sehingga tidak ada lagi keluhan masyarakat terkait antrean kendaraan untuk mengisi BBM di wilayah kabupaten/kota di Kaltim,” jelasnya.

Sementara itu, Alexander Susilo, GM Pertamina MOR VI Kalimantan mengungkapkan terkait permasalahan yang dihadapi masyarakat Kaltim.

“Beliau (Rudy Masud) sempat menyinggung juga masalah yang lagi ramai kemarin (BBM oplosan). Sesuai rekomendasi dari DPRD akan kami tindaklanjuti, sedang dalam proses,” ungkap Alexander Susilo.

Terkait antrean BBM yang terjadi di sejumlah kabupaten/kota Kaltim, Alexander Susilo mengungkapkan antrean biasanya terjadi karena barang itu laris. Tapi seringkali masalah antrean dikaitkan dengan hal yang negatif.

“Tapi sekiranya antrean BBM itu mengganggu maka mungkin solusinya teknis. Jika jumlah SPBU-nya sedikit berarti kita butuh tambah. Nah yang terjadi di Kaltim, khususnya sebetulnya Balikpapan. Itu jumlah outlet kita yang perlu kita tambah. Kalau di Samarinda jumlahnya ada sekitar 34 outlet, dan antreannya tidak separah Balikpapan,” paparnya.

“Tapi seandainya itupun memang perlu tambahan outlet, kita menunggu investor sebetulnya. Jika ada investor maka kita bisa pecah antrean,” lanjutnya.

Sementara untuk kuota BBM, Alexander menyebut bahwa kuota itu diberlakukan hanya untuk solar.

Sementara produk BBM lainnya tidak dibatasi kuota. Untuk pemakai solar subsidi ini, aturannya ketat. (*)