Mahakata.com – Tim khusus dibentuk guna menangani banjir Samarinda secara jangka panjang.
Tim khusus ini terdiri dari Pemkot Samarinda, Pemprov Kaltim, dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV.
Andi Harun, Wali Kota Samarinda mengatakan tim khusus ini bekerja dengan kolaborasi teknis, pendanaan, dan pembagian tugas yang jelas antara pihak-pihak terkait.
“Kami sepakat membentuk tim bersama antara pemerintah kota, provinsi, dan BWS. Bahkan minggu depan, kami akan menandatangani kesepakatan atau MOU sebagai bentuk kolaborasi bersama,” ungkap Andi Harun.
“Kota saja tidak bisa, provinsi juga tidak bisa sendiri, apalagi BWS. Tapi kalau kita kerja sama, tantangan ini bisa kita hadapi bersama-sama,” lanjutnya.
Andi Harun memaparkan tim khusus ini akan bekerja mengidentifikasi kebutuhan teknis dan pembiayaan yang harus dikerjakan masing-masing pihak.
Pemerintah kota akan fokus pada penyelesaian masalah sosial dan teknis, seperti pembangunan tanggul dan pemeliharaan saluran.
Sementara itu, BWS dan Pemprov Kaltim akan membantu dalam pembiayaan dan pelaksanaan proyek besar seperti pengangkatan sedimentasi di waduk dan saluran sungai utama.
Berdasarkan data dari BWS, untuk pemeliharaan Waduk Benanga diperlukan anggaran sekitar Rp30 miliar per tahun.
“Anggaran ini belum termasuk kebutuhan untuk Sungai Karang Mumus. Kami harus menghitung bersama efektivitas alokasi anggaran dari setiap pihak,” jelasnya.
Dirinya berharap BWS dapat mengalokasikan anggaran tambahan di luar kebutuhan waduk.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Kaltim juga memiliki anggaran rutin untuk pemeliharaan sungai, termasuk di Sungai Karang Mumus dan anak-anak sungainya, seperti Karang Asam Kecil dan Karang Asam Besar.
Anggaran ini akan dikolaborasikan dengan dana dari pemerintah kota dan BWS untuk mengoptimalkan hasil.
“Kita akan hitung secara detail pembagian beban anggaran ini agar bisa efektif,” tegasnya. (*)