Mahakata.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, melaporkan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kalimantan Timur yang diukur dengan Gini Ratio tercatat sebesar 0,310.
Dengan angka ini, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Kaltim dilaporkan turun sebesar 0,011 poin dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2024 yang tercatat sebesar 0,321.
“Penurunan ketimpangan pengeluaran juga terlihat pada wilayah perkotaan dan perdesaan,” kata Yusniar Juliana, Kepala BPS Kaltim, dalam rilis resminya.
Yusniar melaporkan, untuk daerah perkotaan, Gini Ratio pada September 2024 tercatat sebesar 0,315 poin, angka initurun 0,010 dibanding Gini Ratio Maret 2024 yang sebesar 0,325.
Sementara, Gini Ratio di daerah perdesaan pada September 2024 tercatat sebesar 0,282 poin, atau turun 0,007 dibanding Gini Ratio Maret 2024 yang sebesar 0,289.
“Ketimpangan warga yang bermukim di pedesaan lebih rendah ketimbang mereka yang bermukim di perkotaan,” jelasnya.
Kondisi ini terjadi karena penduduk di pedesaan sebagian besar memiliki mata pencarian yang sama, yakni rata-rata sebagai petani atau nelayan, sehingga penghasilan dan pengeluaran warga pun nyaris sama.
Menurutnya, ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah pada September 2024 sebesar 22,12 persen.
Jika dirinci menurut wilayah, di daerah perkotaan angkanya tercatat sebesar 22,02 dan untuk daerah perdesaan angkanya sebesar 23,42 persen.
“Hal ini mengindikasikan distribusi pengeluaran pada September 2024 berada pada kategori ketimpangan rendah,” tegasnya. (*)