Mahakata.com – Akmal Malik, Pj Gubernur Kaltim, menyoroti inflasi Kabupaten Berau mencapai 3,34 persen, serta menjadi yang tertinggi di Kaltim.
Akmal Malik menyayangkan inflasi Berau justru disebabkan lantaran tidak stabilnya ketersediaan sayur mayur, seperti kangkung dan sawi.
“Jujur saya sangat kecewa, karena inflasi Berau disebabkan oleh kangkung. Padahal di sini, banyak lahan eks tambang. Ditanam 17 hari saja sudah bisa dipanen. Bagaimana bisa menyebabkan inflasi berminggu-minggu,” kata Pj Gubernur Akmal Malik.
Pada umumnya, pasar tidak bisa diintervensi. Sebab yang menentukan turun naiknya harga adalah supply (ketersediaan) dan demand (permintaan).
Setelah ia perhatikan di Berau, persoalannya bukan pada keberadaan kiosnya, tapi ketersediaan barangnya.
Seperti kondisi di pasar terbesar di Kabupaten Berau itu adalah kenaikan harga sawi yang sangat signifikan.
“Biasanya harga Rp. 7 ribu sampai Rp. 12 ribu per kg. Hari ini harga sawi Rp. 30 ribu per kg. Alasannya karena kemarau, tidak ada yang menanam, lagi-lagi harus didatangkan dari luar,” sebutnya.
“Inflasi Berau karena kangkung. Minimal usahakan agar kangkung tidak lagi menjadi penyumbang inflasi,” lanjutnya.
Untuk membantu mengatasi persoalan kenaikan harga di pasar akibat kenaikan tinggi harga sayuran, Akmal Malik berencana membantu Pemkab Berau dengan membangun greenhouse di areal TPA Bujangga, Tanjung Redeb yang luasnya sekitar satu hektare.
“Kita akan bangun mungkin 10 unit. Ukurannya 8×15 meter. Kita akan tanam sayuran seperti kangkung, sawi dan pakcoy,” jelasnya.
Greenhouse akan dibuat dengan bahan bambu. Pj Gubernur akan mendatangkan dua tenaga ahli untuk pengembangan greenhouse ini.
“Sedangkan para pekerjanya dilakukan oleh warga sekitar. Untuk kompos atau pupuk bisa mengoptimalkan potensi TPA Bujangga,” tegasnya. (*)