Mahakata.com – Akmal Malik, Pj Gubernur Kaltim, menekankan pentingnya kemandirian pangan di Bumi Mulawarman.
Diketahui, saat ini Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Kaltim memang berada di atas rata-rata nasional. Tapi sayang, angka itu belum ditunjang dengan aspek kemandirian pangan.
“Pangan kita masih lebih banyak ditunjang oleh penyediaan dari daerah lain,” kata Akmal Malik.
Dari tahun ke tahun, secara umum produksi pangan Kaltim terus mengalami penyusutan. Karena itu, Kaltim menutup kekurangan penyediaan pangan itu dari daerah lain.
Menurut Akmal, secara ekonomi hal demikian sah-sah saja. Pasar akan bergerak mengikuti supply (pasokan) dan demand (permintaan).
Untuk penyediaan pangan dari luar itu, Kaltim masih memiliki fiskal yang kuat. Namun menurut Akmal, dalam perspektif jangka panjang kondisi ini tentu tidak baik.
Dalam jangka panjang, soal kemandirian pangan ini akan menjadi persoalan jika Kaltim abai menyiapkan diri.
“Apalagi, esensi otonomi daerah itu adalah kemandirian,” ungkapnya.
“Karena itu perlu kerja sama dengan daerah lain. Tapi dalam jangka panjang kita perlu membudayakan semangat bertani. Kalau kita abai, ini tidak baik untuk masa depan,” lanjutnya.
Pertanyaan selanjutnya kata Akmal, seberapa lama kekuatan fiskal Kaltim itu mampu menahan. Sebab itu, Kaltim harus bisa menyiapkan produksi pangannya sendiri.
“Dua bisnis yang tidak akan pernah mundur. Yaitu energi dan pangan. Ini perlu dicatat, orang bisa hidup tanpa listrik, tapi tidak tanpa nasi,” tegasnya.
“Fiskal besar itu bisa didorong untuk membangun infrastruktur pertanian. Embung, bendungan dan lainnya,” pungkasnya. (*)