Mahakata.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyiapkan langkah strategis dan komitmen dalam penanggulangan bencana di wilayah IKN.
Mitigasi ini penting guna sinergi dan kolaborasi lintas sektor, di antaranya dengan para pihak tanggap bencana.
Sinergi ini terus diintegrasikan guna kesiapan dari berbagai aspek seperti perencanaan, SDM, sarana & prasarana, serta pembiayaan.
Otorita IKN bersama BNPB dan KLHK, berkomitmen untuk mengelola serta menanggulangi bencana di IKN.
Komitmen tersebut di antaranya adalah integrasi dan sharing data sistem informasi beserta pengembangannya, identifikasi rencana jangka pendek keperluan SDM, pemetaan logistik, sarana & prasarana dasar, dan giat rencana gelar perhelatan sebelum pemindahan ASN ke IKN, serta penyusunan kajian risiko bencana untuk periode 2024-2029 di kawasan IKN yang dilaksanakan oleh Otorita IKN bekerjasama dengan BNPB.
Myrna Safitri, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, menekankan pentingnya update informasi kondisi kerawanan bencana sebagai langkah awal kesiapsiagaan.
“Dengan adanya _update_ informasi, ini akan berguna sebagai tindakan kesiapsiagaan dari seluruh pihak,” kata Myrna.
Selain itu, dalam kerangka kerja sama yang telah dijalin, pemetaan program kegiatan yang melibatkan setiap kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah di wilayah IKN juga menjadi salah satu agenda penting.
Upaya kolektif ini diharapkan memperjelas peran serta tanggung jawab masing-masing entitas dalam menghadapi bencana.
“Otorita IKN belum menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemerintah daerah khusus, sehingga para pihak kementeian dan lembaga dan pemerintah daerah diharapkan dapat mengerjakan tugas dan fungsinya seperti biasa, dan dengan adanya rapat ini, kita bisa melihat pihak yang belum memiliki atau kekurangan program, SDM, maupun peralatan mitigasi sehingga dapat dipikirkan secara bersama,” jelasnya.
Udrekh, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, menggarisbawahi pemetaan dan evaluasi risiko bencana merupakan langkah awal yang krusial.
“Ini bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tetapi lebih kepada berdasarkan pemahaman mendalam tentang risiko bencana yang ada. Keseluruhan proses ini adalah upaya untuk memastikan bahwa pengetahuan yang akurat tentang risiko bencana dapat menjadi dasar bagi semua tindakan dan strategi penanggulangan bencana yang diambil,” ungkapnya.
Sistem monitoring yang dikembangkan oleh BNPB, termasuk penerapan Early Warning System diharapkan memperkuat kapasitas tanggap darurat wilayah.
Udrekh menjelaskan bahwa dalam perspektif penanggulangan bencana, kegiatan pemetaan adalah kegiatan yang paling hulu pada dasarnya.
“Jadi bagaimanapun juga, apapun yang kita lakukan itu didasari oleh pengetahuan kita tentang risiko bencana,” tegasnya. (*)